Search

Kasus Shafa Harris, Psikolog Sarankan Orang Tua untuk Jujur

TEMPO.CO, Jakarta - Psikolog anak dan keluarga Anna Surti Ariani menyarankan agar orang tua berkata jujur kepada anak ketika memiliki masalah dalam hubungan suami-istri. Salah satu masalah yang mungkin terjadi adalah perselingkuhan. Berkata jujur adalah salah satu cara untuk menjelaskan kepada anak apa yang terjadi.

Ia mengatakan dengan mengatakan jujur, artinya orang tua mau mengakui kesalahan mereka kepada anak dan seluruh keluarga. “Bahwa anak menerima atau tidak, itu hak anak," kata Anna kepada Tempo, Selasa, 21 November 2017. Baca: Tamparan Akibatkan Perilaku Buruk pada Anak

Masyarakat dihebohkan dengan kejadian seorang remaja yang melabrak aktris Jennifer Dunn di sebuah pusat perbelanjaan. Jennifer Dunn dilabrak oleh Shafa Harris, anak Faisal Harris, laki-laki yang kerap disebut berselingkuh dengan Jennifer Dunn. Kejadiannya berlangsung saat Jennifer Dunn dan temannya antre membeli makanan.

Shafa Harris, berusia 14 tahun, adalah putri ketiga Faisal Harris dari pernikahan dengan Sarita Abdul Mukti. Shafa mendorong Jennifer dari belakang hingga membuat Jennifer Dunn kaget. Shafa lantas berteriak dalam bahasa Inggris dan menanyakan mengapa Jennifer Dunn mengambil sang ayah darinya dan dari keluarganya. “Aku benci kamu. Kenapa kamu membuat ayahku jauh dari kami?” ujar Shafa dengan nada tinggi.

perselingkuhan. Ilustrasi

Jennifer terlihat tenang dan mengatakan akan menghubungi ayah Shafa. Tidak lama kemudian, Shafa menjambak rambut Jennifer dan coba dipisahkan oleh seorang pria berbaju putih. Jennifer terlihat menghubungi seseorang melalui ponselnya. Tak berhenti di situ, saat Jennifer menelepon, Shafa kembali berteriak, "Hi dad, it's me. And your whore!” teriak Shafa.

Tindakan Shafa pun diketahui sang Ibu yang dihubungi Faisal pasca kejadian tersebut. Sarita pun membenarkan soal kabar perselingkuhan suaminya tersebut. Sarita Abdul Mukti mengaku sudah melayangkan gugatan cerai kepada sang suami, Faisal Harris.

Dalam suatu kasus perselingkuhan, Anna berpendapat bahwa pelaku perselingkuhan harus mengakui kesalahan dan menyesalinya. Akan tetapi, orang tua tidak boleh menyalahkan pelaku yang berselingkuh. Hal itu agar tak memengaruhi konsep diri anak.

“Kalau dia (anak) pahami orang tua buruk, maka dia merasa sebagian dirinya buruk. Itu yang akan berpengaruh pada konsep dirinya dia,” jelas Anna.

Menurut Anna, penggunaan bahasa juga berperan dalam menyampaikan penjelasan kepada anak. Pada anak sekolah dasar, misalnya, orang tua perlu menggunakan bahasa sederhana yang mudah dimengerti anak.

Jennifer Dunn dilabrak oleh Shafa Harris, anak Faisal Harris, laki-laki yang kerap disebut berselingkuh dengan Jennifer Dunn/ Tabloid Bintang

Sementara anak usia remaja seperti sekolah menengah pertama (SMP) atau sekolah menengah atas (SMA), orang tua dapat meminta pendapat anak. Artinya, ada diskusi dua arah lantaran remaja dianggap memiliki pemikiran sendiri dan perlu menggalinya.

Lebih dari itu, orang tua tak boleh melarang anak untuk marah atau kecewa. Sebab, perselingkuhan tak dipungkiri bisa menimbulkan kemarahan anak. Orang tua harus memahami dan mengenali emosi anak yang sedang dirasakan. Dengan begitu, orang tua dapat berempati dan memberikan anak kesempatan untuk mengekspresikan perasaannya.

“Misalnya kalau anak marah, mereka bisa tinju bantal atau lari keliling kompleks bareng-bareng,” ujar Anna.

Let's block ads! (Why?)

Read Again https://gaya.tempo.co/read/1035762/kasus-shafa-harris-psikolog-sarankan-orang-tua-untuk-jujur

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Kasus Shafa Harris, Psikolog Sarankan Orang Tua untuk Jujur"

Post a Comment

Powered by Blogger.